Saat pandemi dan IT sedang merubuhkan tembok-tembok sekolah dan mensatpamkan guru-guru, wacana persekolahan gratis masih jadi jualan para calon kepala daerah. Mereka gagal mencermati bahwa persekolahan adalah masalah pendidikan yang terbesar yang bakal membegal bonus demografi.
Saat Macron menyalahkan Islam sebagai respons atas kekerasan pemuda muslim Chechnya pada seorang guru Perancis, maka sejarah sedang mencatat devolusi Republik Perancis. Devolusi yang sama sedang terjadi di Republik Indonesia saat penguasa dengan mudah mengkriminalisasi kelompok oposisi Islam dan menjadikan Islam sebagai musuh terbesar Pancasila.
Pancasila yang disepakati bersama para pendiri bangsa adalah Pancasila versi 18/8/1945 yang kemudian ditegaskan oleh Presiden Soekarno dalam Dekrit Presiden 5/7/1959 setelah konstituante gagal menyusun UUD pengganti UUD45. Bukan Pancasila versi 1 Juni 1945.
Dalam sidang itu terungkap ada 10 action plan yang ditulis Pinangki dalam bentuk proposal, berisi tahapan-tahapan pembebasan Djoko Tjandra. Dalam proposal itu Pinangki mengajukan anggaran 100 juta dolar AS, yang kemudian oleh Djoko Tjandra disetujui sebesar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 150 miliar.
Setelah mulai covid-19 conscious, tenyata sekarang muncul PKI-denial: mengatakan bahwa PKI gaya baru tidak ada; Itu hanya isu yang mengada-ada untuk memecah belah.
Bicara sejarah adalah bicara penanda sejarah. Bicara penanda sejarah modern mestinya adalah bicara korporasi. Tapi malang sekali, sejarah korporasi sebagai kreator penanda sejarah tidak diajarkan di sekolah. Bahkan pelajaran sejarah keseluruhan pun ada wacana untuk dihapus. Haruskah kita buta sejarah?
Perbuatan orang gila seharusnya acak, tanpa pola yg konsisten. Jika statistik penyerangan pada ulama (terutama yang hafiz sekaligus good looking) oleh orang gila terjadi dalam jumlah yg cukup, maka rentetan peristiwa itu bisa disebut sebuah proses yang secara statistik terkendali atau statistically controlled process. Artinya ada dalang jelek (bad looking) dibalik rentetan peristiwa penyerangan ulama ganteng yang hapal Al Qur'an.
Islam tidak mengenal batas-batas negara, tapi tidak berarti tidak memiliki konsep pemerintahan. Jika ada sekelompok cendekiawan muslim yang mencurigai khilafah sebagai gerakan transnasional, maka mereka mungkin lupa bahwa Islam adalah paham transnasional seperti tercakup dalam konsep islam rahmatan lil'aalamiin yang melampaui imajinasi negara-bangsa.