Tampak koreng berukuran kurang lebih 3×7 cm di punggung kaki kanan seorang bapak berumur 50 tahun. Sebuah luka koreng yang disebabkan oleh ulahnya sendiri. Tiga bulan yang lalu, lelaki setengah baya itu menyeterika kakinya sendiri dengan sengaja dan kesadaran penuh. Apa gerangan yang membuatnya nekat berbuat begitu?
Usut punya usut bapak tersebut merasakan mati rasa pada kakinya. Baik saat diraba, dicubit, maupun saat tertusuk jarum. Kemudian dia penasaran dengan menyeterika kakinya untuk mengecek apakah terasa sakit apa tidak? Dan hasilnya dia tidak merasa sakit namun kulitnya melepuh kemudian mengoreng yang belum sembuh sampai sekarang.
Kisah di atas adalah sekelumit cerita yang saya gali dari meja praktek dokter. Bapak tersebut penderita diabetes melitus yang sudah mengalami komplikasi neuropati diabetik. Yaitu terjadinya gangguan fungsi pada saraf tepi yang berkibat penderitanya mengalami rasa seperti terbakar, kesemutan dan akhirnya mati rasa, bahkan jikapun diseterika tidak akan merasakan apa-apa seperti yang dilakukan bapak tersebut.
Namun mati rasa (kebal rasa) itu tidak diiringi dengan kebal luka. Meski tidak terasa sakit tetapi tetap saja bisa menimbulkan luka. Celakanya proses penyembuhan lukanya jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan luka pada kondisi normal (bukan penderita neuropati diabetik). Itulah kenapa kita sering melihat penderita DM yang lukanya sulit sembuh.
Bagaimana cara mencegah agar penderita DM tidak mengalami komplikasi? usahakan kadar gula darah sewaktu selalu terkontrol dibawah 200 mg/dl dengan cara pola makan yang sesuai dengan diet DM, luangkan waktu untuk berolahraga, konsultasi ke dokter secara teratur dan ikuti sarannya. Jangan mengobati sendiri, kecuali jika anda berprofesi dokter.
Mengobati penyakit itu ada ilmunya, terapisnya haruslah faham sebab timbulnya penyakit, patofisiologi penyakit serta penatalaksanaan pengobatannya. Dokter faham pilihan obat yang sebaiknya dikonsumsi pasiennya, berapa dosisnya, antisipasi efek samping obat dan lain-lain.
Pengalaman saya dimeja praktek, pasien yang mengalami kompilkasi biasanya kontrol tidak teratur, minum obat tidak teratur, makan sembarangan tidak memperhatikan diet DM, ada juga yang beli obat di apotek tanpa konsultasi dokter sehingga dosis dan pilihan obat tidak tepat.
Pesan saya bagi penderita DM, bersabarlah!
Kewajiban muslim ketika sakit adalah bersabar dan sunahnya adalah berobat. Tetap semangat, jangan merasa sakit, meskipun DM tidak bisa disembuhkan namun DM bisa dikendalikan, dan yakinlah anda pasti bisa mengendalikan. Tetaplah beraktifitas seperti orang lain yang sehat. Dokter hanya bisa menyarankan dan andalah yang memilih untuk mengikuti atau mengabaikannya.
—-000—-
Syaraf tepi yang normal bisa membuat kita bisa merasakan sensari raba maupun sensasi nyeri sehingga kita bisa lebih waspada jika ada paku, pecahan kaca dll. Jika kita analogikan dengan hati maka hati yang normal bisa merasakan ketidakadilan, kasih sayang, kasihan dan perasaan-perasaan yang lain.
Mari kita merenung apakah hati kita merasa bergolak ketika melihat ketidakadilan? Jangan sampai kita menjadi manusia yang dikunci Allah hatinya layaknya saraf tepi yang mengalami neuropati sehingga mati rasa. Dan yang paling mengerikan bila hati kita mati rasa pada ayat-ayat yang diturunkan Allah (Al-Quran).
”Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat” (QS Al-Baqarah ayat 7).