Beberapa waktu yang lalu ketika banyak kasus korupsi dibongkar oleh KPK, terungkap beberapa kata sandi yang dipakai oleh mereka yang terlibat.
Pada 2012 anggota DPR RI, Angelina Sondakh, divonis 12 tahun penjara setelah banding, ditambah denda Rp 500 juta karena terbukti menerima uang tidak sah.
Salah satu sandi yang dipakai Sondakh adalah “apel Washington” untuk menyebut pembayaran dengan mata uang dolar Amerika.
Sejak itu bermunculan kata-kata sandi yang kemudian banyak dipakai dalam pembicaraan umum dan menjadi kosakata dan diksi baru.
Misalnyan kata “meter” dipakai untuk menyebut “miliar”, karena singkatannya sama-sama huruf “M”. Sepuluh meter berarti sepuluh miliar. Lalu ada kata “ton” untuk menyebut “triliun” karena awalannya sama-sama huruf “T”. Satu ton berarti satu triliun.
Ada juga action plan yang dibikin oleh pengurus sebuah organisasi mahasiswa di Surabaya yang juga bikin heboh dan membuat tertawa. Pasalnya, action plan dalam bentuk proposal itu kelasnya belasan juta saja, mungkin sekelas action plan untuk RW atau kelurahan.
Persoalan menjadi runyam karena anak-anak pembuat action plan ini kelasnya cuma kelas anak kos, jauh kalah canggih dari action plan Pinangki atau Angelina Sondakh yang sistematis dan profesional.
Action plan ini disebut mengajukan biaya untuk melakukan demo menghadang atau membubarkan deklarasi KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia di Surabaya. Tapi ternyata action plan itu kedaluarsa karena acara KAMI sudah berlangsung sebelum action plan diajukan.