Kanal

Pro-Kontra

Populer

Kirim Tulisan

Macron, Khabib, dan Zizou

Para konglomerat muslim Timur Tengah sekarang menjadi owner klub-klub besar di Eropa. Nasser Alkhalefi di Paris Saint German, Syaikh Mansour Zayed Al Nahyan di Manchester City, Farhan Moshiri di Everton. Belum lagi Mohammad Bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi yang masih terus mengincar Manchester United.

Di dunia basket MBA banyak atlet muslim legendaris mulai dari Kareem Abdul Jabbar, Hakim Olajuwon, Shaquile O’Neil. Di dunia tinju Muhammad Ali dan Mike Tyson menjadi petinju muslim terbesar sepanjang zaman.

Wajah-wajah Islam yang cerah dan menyegarkan itu tak terlihat di mata Macron. Padahal ia menyaksikannya di depan mata kepalanya. Ia masih melihat Islam dalam gambaran keterbelakangan, kemiskinan, barbarisme, dan terorisme.

Macron politisi muda cemerlang. Sekarang usianya 42 tahun dan sudah menjadi presiden ad interim Prancis dalam usia 39 tahun. Ia menikahi gurunya di SMA, Brigitte Macron yang sekarang berusia 67 tahun.


Macron dianggap masih dihinggapi islamofobia dan tidak sensitif terhadap Islam. Ketika wali murid yang marah membunuh guru yang mamamerkan kartun bergambar Nabi Muhammad di kelas, Macron mengecam keras dengan pernyataan yang mendiskreditkan Islam.

Seluruh dunia Islam bereaksi keras. Presiden Turki Tayep Recep Erdogan yang selama ini selalu berseteru dengan Macron menyerukan boikot total terhadap produk Prancis.

Ironis memang. Prancis yang melahirkan semboyan kebebasan, keadilan, persaudaraan, liberté, égalité, fraternité, melalui Revolusi 1789 malah memperlakukan warga muslimnya secara diskriminatif.

Konsep kebebasan, keadilan, dan persaudaraan digagas oleh Jean Jaques Rosseau yang menjadi inspirasi utama rakyat Prancis untuk menghancurkan kezaliman penguasa feodal dengan menyerbu penjara Bastille yang menjadi simbol rezim.

Raja Louis XVI lambang feodalisme terakhir dipancung lehernya di bawah guilotine pada 1792 dan lahirlah Republik Prancis.

Revolusi demi kebebasan tidak selamanya melahirkan kebebasan. Prancis malah dikuasai diktator Kaisar Napoleon yang menebar perang di penjuru Eropa dan Afrika sejak berkuasa sepuluh tahun sejak 1804 sampai 1814.

Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulisnya. Tak sependapat dengan tulisan ini? Silahkan tulis pendapat kamu di sini

Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulisnya. Redaksi Katarsis.id tidak memiliki tanggungjawab apapun atas hal-hal yang dapat ditimbulkan tulisan tersebut, namun setiap orang bisa membuat aduan ke redaksi@katarsis.id yang akan ditindaklanjuti sebaik mungkin.

Ingin Jadi Penulis, silahkan bergabung di sini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Dhimam Abror
Dhimam Abror
Jurnalis

Artikel Terkait