Kanal

Pro-Kontra

Populer

Kirim Tulisan

Tak Kenal Maka Tak Suka ke Borneo

Kalau ada orang orang memandang remeh Kalimantan, saya pastikan yang bersangkutan kurang banyak piknik di dalam negeri, selain ke Bali.

Pergilah ke Pulau Laut, di Kabupaten Kotabaru, Kalsel. Di situ ada Gunung Bamega, ada selat tenang yang membentang antara daratan Kalimantan dan Pulau Laut, ada laut yang airnya jernih seperti di pinggir laut Kota Manokwari, Papua. Ketika berada di lokasi-lokasi itu pasti anda akan bermimpi untuk masa depan Indonesia. Di Selat Pulau Laut, misalnya, suatu saat ratusan kapal cruise berlayar seperti di Hongkong, atau seperti di Shanghai, China, atau seperti Chao Phraya, Bangkok.

Kalau ke Kalbar, pergilah ke Sintang. Di sini, anda bisa naik kapal wisata melewati pertemuan dua sungai besar, Sungai Kapuas dan Sungai Mempawah. Lalu, sekali-sekali lepaskan pandangan ke Bukit Kelam yang memiliki tebing batu raksasa. Jika anda suka melihat peluang, maka potensi besar akan anda lihat di Sintang.

Kemana lagi? Ke Samarinda, atau ke Tenggarong, merenunglah di pinggir Sungai Mahakam. Bayangkan suatu saat tongkang-tongkang yang mengangkut gunung-gunung batubara itu nanti tidak ada lagi. Sungai Mahakam bebas sampah dan airnya tidak lagi merah cokelat. Sarana angkut yang melintas di Sungai Mahakam adalah boat-boat wisata dan kapal-kapal cruise. Maka, ketika itu Shanghai atau Bangkok pindah ke sini. Industri makanan, barang kerajinan, jasa perkapalan dan pelayaran pun tumbuh mengiringi sektor pariwisata.


Impian yang sama bisa anda buat bila berada di atas Sungai Kapuas Kota Pontianak. Bahkan, kalau sekarang anda pergi weekend ke Pontianak, sebagian mimpi untuk menjadi Chao Phraya Indonesia itu sudah terwujud. Di kedua sisi sungai masing-masing sepanjang 3 kilometer tersedia pedestrian yang kokoh di atas air. Sore hingga malam, di atas sungai mondar-mandir kapal wisata dengan lampu warna-warni. Wisatawan bisa menikmati cruising sambil makan malam atau sekedar minum minuman khas.

Sekarang ke Utara. Ada Tarakan yang juga punya pantai wisata dan punya benda-benda peninggalan Perang Pasifik. Ada lagi Tanjung Selor, ibukota Provinsi Kaltara. Ini adalah kota kecil yang damai dengan sungainya yang masih belum begitu tercemar limbah.

Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulisnya. Tak sependapat dengan tulisan ini? Silahkan tulis pendapat kamu di sini

Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulisnya. Redaksi Katarsis.id tidak memiliki tanggungjawab apapun atas hal-hal yang dapat ditimbulkan tulisan tersebut, namun setiap orang bisa membuat aduan ke redaksi@katarsis.id yang akan ditindaklanjuti sebaik mungkin.

Ingin Jadi Penulis, silahkan bergabung di sini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Andrinof Chaniago
Andrinof Chaniago
Pendiri Tim Visi Indonesia 2033

Artikel Terkait