Kanal

Pro-Kontra

Populer

Kirim Tulisan

Ketika Kepercayaan Terlanjur Hilang

Kebetulanm di dekat lokasi itu terdapat sebuah perkampungan. Penduduk yang ada di sana beramai-ramai datang memberikan pertolongan. Setelah menunggu cukup lama, tidak ada petugas yang datang, penduduk sepakat menguburkan semua korban yang mereka kira sudah meninggal.

Namun, tidak lama selesai penguburan, polisi datang dan bertanya kepada penduduk. “Apakah dikubur semuanya?” Penduduk menjawab, “Ya Pak.” Polisi bertanya lagi, “Apakah semuanya meninggal, tidak ada seorang pun yang masih hidup?” Salah seorang dari mereka menjawab, “Ada seorang yang mengaku masih hidup Pak, tapi kami tidak percaya. Kami yakin dia berbohong, menipu kami. Akhirnya kami kuburkan saja semua”.

Polisi bertanya lagi, “kenapa Bapak tidak percaya ? Kan dia sudah mengatakan bahwa dia masih hidup ?” Penduduk menjawab, “Karena kami sudah sering kena tipu dengan kebohongannya Pak. Janji ini, janji itu, tapi tidak ada yang ditepati. Padahal kami dulu percaya sekali kepada mereka. Maka, katika ia mengatakan bahwa masih hidup, kami yakin dia menipu kami lagi. Lalu, kami kuburkan saja semua”. Seketika polisi itu terdiam.

Anekdot di atas mengingatkan kembali kepada apa yang pernah dikatakan oleh guru saya ketika di SD dulu, “Itulah akibat orang yang suka berbohong, menipu orang dengan kebohongan. Kebohongannya itu akan mencelakakan dirinya sendiri. Orang yang sering dibohongi tidak akan pernah percaya lagi kepada apa yang dikatakannya, walaupun apa yang dikatakannya setelah itu adalah yang sebenarnya.”


Pemimpin Berbohong, Rakyat pun Hilang Ketaatan

Bila kebohongan dan tipu daya di dua kisah di atas hanya berakibat buruk kepada si pembohong atau si penipu itu sendiri, sebagai orang biasa atau orang yang bukan menjadi pemimpin di suatau negeri, maka bagaimana kalau kebohongan tersebut dilakukan oleh seorang pemimpin yang memimpin sebuah negeri, pemimpin yang punya pengikut banyak yang ditangannya terletak tanggung jawab besar untuk kesejahteraan dan keselamatan negera dan rakyatnya?

Di sinilah kita perlu merenungi dan mengambil pelajaran dari firman Allah dalam surat 27 ayat 50, 51 dan 53. Dalam ayat ini Allah berfirman,”Mereka membuat tipu daya, kami juga membuat tipu daya, tapi mereka tidak sadar. Maka, perhatikanlah, bagaimana akibat tipu daya yang mereka buat itu. Kami binasakan mereka beserta kaumnya sekalian”.

Allah mengingatkan, bila seorang pemimpin suka berbohong atau membuat tipu daya, maka yang akan menanggung akibatnya bukan hanya dia, tetapi juga kaum yang dipimpinnya. Tipu daya pemimpin akan menghancurkan diri dan kaumnya.

Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulisnya. Tak sependapat dengan tulisan ini? Silahkan tulis pendapat kamu di sini

Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulisnya. Redaksi Katarsis.id tidak memiliki tanggungjawab apapun atas hal-hal yang dapat ditimbulkan tulisan tersebut, namun setiap orang bisa membuat aduan ke redaksi@katarsis.id yang akan ditindaklanjuti sebaik mungkin.

Ingin Jadi Penulis, silahkan bergabung di sini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Prof Alaiddin Koto
Prof Alaiddin Koto
Guru Besar Hukum Islam dan Politik Islam UIN Susqa

Artikel Terkait