Pengaruh Terhadap Industri Musik Tanah Air
Gaya bermusik yang dibawakan oleh Katon, baik melalui KLa Project, maupun melalui album-album solo dan trionya secara pribadi, berhasil membawa warna baru ke dalam panggung musik populer di tanah air era tahun 1990-an. Lagu-lagunya yang dibawakan dengan campuran antara format Britpop, modern-rock, dan klasik membawa irama baru musik Indonesia.
Katon sendiri banyak terinspirasi oleh gaya bermusik Koes Plus dan The Beatles, meski di dalam alunan nadanya, ia berhasil menciptakan pola sendiri yang membuat pendengar mudah mengenali musik Katon.
Sebagai seorang penulis lagu, Katon juga berhasil mengolah lirik-lirik yang dalam, lewat lagu-lagunya. Ia membawa Bahasa Indonesia ke dalam kedalaman “kelas” baru lewat musik-musiknya yang mudah didengar namun bersyair rumit. Kegemaran Katon dalam berpuisi membuatnya mudah untuk meramu pola-pola tersebut. Diakui oleh Katon, sejak kecil ia sangat gemar membaca buku-buku puisi karangan Kahlil Gibran.
Dalam dunia musik tanah air, cukup banyak kelompok musisi berpengaruh yang terinspirasi dari gaya bermusik Katon baik sebagai individu atau melalui KLa Project. Sebut saja Dewa 19, Maliq & D’Essentials, dan Kerispatih. Bahkan, beberapa musisi ternama seperti Ahmad Dhani, RAN, Vidi Aldiano, Pongki Barata, Ungu, Violet, BABAS, dan The Upstairs sempat membuat sebuah album tribute untuk KLa Project bersama-sama.
Secara umum, musik-musik yang diciptakan oleh Katon telah membawa banyak dampak besar bagi perkembangan musik, sastra, dan pariwisata tanah air. Lagu KLa Project dengan judul Yogyakarta misalnya, telah berhasil membangun citra Kota Yogyakarta dengan begitu romantis dan syahdu.
Lagu-lagu lain seperti Tak Bisa Kelain Hati, Gerimis, Semoga, Meski Tlah Jauh, dan Menjemput Impian juga sangat akrab di dunia melodi tanah air serta berhasil menginspirasi banyak sekali orang untuk bisa berkarya baik dengan tolok ukur yang sangat tinggi yang telah dipasang oleh sosok Katon Bagaskara.
Tetap Berkarya Selama Pandemi
Selama pandemi covid-19 berlangsung, Katon Bagaskara tak berhenti memproduksi karya. Melalui saluran yang memungkinkan untuk ia gunakan, ia menghasilkan dua lagu. Satu berjudul “Kita Kan Bisa” bersama dengan KLa Project, satu berjudul “Dinda Dimana” Versi Jawa, yang merupakan gubahan dari lagu “Dinda Dimana” miliknya yang terlebih dahulu dirilis tahun 1993 dengan menambahkan langgam dan syair Jawa di sela-selanya.
Lagu “Kita Kan Bisa” digunakan Katon untuk menyemangati para tenaga kesehatan dan seluruh rakyat Indonesia untuk bangkit kembali dari hantaman pandemi covid-19. Di dalam liriknya, ia menyelipkan pesan-pesan syukur, pesan semangat, dan pesan gotong royong. Sedangkan di lagu “Dinda Dimana” Versi Jawa, Katon berupaya untuk menghibur masyarakat dengan mengikuti tren jaman untuk memadukan kearifan lokal dengan budaya populer.
Tak berhenti di situ, Katon juga sering memberikan edukasi mengenai Covid-19 seperti cara menggunakan masker yang benar, cara menguji kelayakan masker, dan lain-lain. Edukasi ini ia rekam menggunakan alat rekamnya sendiri dan ia publikasikan melalui kanal media sosial pribadinya. Dengan demikian, Katon ingin menyampaikan pesan kepada para penggemarnya sebagai garda depan untuk tidak menyerah dan terus membantu upaya pemerintah dalam mengendalikan laju covid-19.
Satu hal yang menonjol dari karya dan teladan Katon adalah semangatnya yang tak kunjung putus untuk membuat karya di situasi-situasi sulit sekalipun. Katon tak pernah berhenti untuk menebarkan kebaikan dan menunjukkan keteladanan untuk menjadi terang dan garam, menjadi pelita bagi sekitarnya untuk berani berkarya dan tampil dalam menelurkan karya-karya terobosan baru.
*Penulis adalah Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga