Rocky bahkan meragukan kelulusan Henry dari Unair. “Saya ragu-ragu dia lulusan Airlangga. Kayaknya dia lulusan Air Kolam atau Air Cebong,” sergah Rocky di kanal Youtubenya.
Komen seru di medsos jadi tambah meriah setelah Prof. Pierre Suteki, guru besar Undip, Semarang, menimpali dengan sebutan guru besar otak kecil, lalu disusul dengan munculnya t-shirt dengan tulisan “Ocil”.
Ketika awal-awal muncul menjadi bintang debat di televisi, Rocky pernah dipermasalahkan karena namanya sering ditempeli gelar profesor. Rocky cepat mengklarifikasi bahwa ia bukan guru besar.
Meski bukan guru besar tapi di kalangan pengagumnya Rocky sering disebut sebagai profesor akal sehat yang sangat anti terhadap orang-orang dungu berotak kecil.
Profesor adalah jabatan fungsional akademik tertinggi bagi seorang Guru Besar. Gelar profesor melekat kepada seseorang selama dia masih menjadi guru besar.
Ketika dia pensiun dan sudah tidak menjadi guru besar sebutan itu harus tanggal. Kalau dia tetap mengajar dan menjalankan fungsi guru besar pasca pensiun dia disebut sebagai “profesor emeritus”, guru besar kehormatan.
Jabatan tertinggi akademik adalah doktor yang ditempuh melalui jenjang pendidikan S3, dan gelar itu melekat seumur hidup. Di Eropa dan Amerika gelar doktor disebut sebagai PhD atau philosophy doctor, karena penyandang gelar ini menguasai filsafat ilmu.
Di Indonesia sebutan PhD sekarang malah lebih dikenal untuk antaran makanan pizza. Di kampus luar negeri doktor Indonesia yang bangga menempelkan gelar DR di depan namanya akan kecele karena umumnya dipakai untuk sebutan “dining room”, ruang makan.
Di Indonesia marak gelar doktor honoris causa, HC, gelar doktor kehormatan yang diberikan kepada seseorang tanpa harus susah-susah sekolah.
Gelar doktor kehormatan ini diberikan kepada seseorang karena dianggap punya keahlian selevel doktor, atau punya jasa yang besar di bidang keilmuan tertentu. Tapi praktiknya malah banyak yang jual beli gelar HC, atau gelar kehormatan yang bermotivasi politik.