Direksi Prudential telah menjalankan tugas administratifnya dengan baik. Laporan keuangan tahun 2018 telah tersajikan sesuai standar manajemen. Tetapi untuk bisa membandingkan titik waktu yang sama, maka saya akan menggunakan angka Prudential pada laporan keuangan tahun 2017.
Aset Prudential adalah GBP 494 miliar alias Rp8.961 triliun dengan kurs saat ini. GBP 451 miliar (Rp9.181 triliun) alias 91% dari total aset diantaranya adalah berupa aset investasi. Total aset si kakak adalah 195 kali dari aset si Adik. Proporsi investasi si kakak dengan si adik juga persis sama yaitu 91%.
Total ekuitas Jiwasraya adalah Rp6 triliun (pembulatan). Pada periode yang sama ekuitas si kakak adalah GBP 16 miliar alias Rp290 triliun alias 48 kali si adik.
Ekuitas adalah nilai buku yang diperoleh dari catatan mutasi aset secara historis. Di pasar, ekuitas Prudential saat ini dihargai GBP 37,5 milar alias Rp680 triliun. Nilai pasarnya 2,3 kali nilai buku. Angka ini bisa diterjemahkan bahwa masyarakat investor menilai total intangible asset Prudential (berupa merek, jaringan global, kekuatan manajemen dan sebagainya) adalah Rp 390 triliun.
Berapa nilai pasar Jiwasraya? Karena belum go public maka kita tidak bisa menilainya dengan mudah. Salah satu layanan SNF Consulting adalah valuasi yaitu menghitung nilai pasar wajar dari sebuah perusahaan untuk keperluan korporatisasi, akuisisi maupun merger. Tetapi tentu saja tidak memungkinkan untuk melalui tulisan ini nilai Jiwasraya ditentukan. Membutuhkan riset yang cukup untuk menentukan nilai secara wajar dan komprehensif dari sebuah perusahaan. Singkat kata, untuk keperluan tulisan ini kita tidak bisa mendapatkan berapa nilai pasar (value) Jiwasraya.
Total utang (liabilitas) Jiwasraya adalah Rp40 triliun alias 6,6 kali ekuitas. Si kakak memiliki liabilitas GBP 477,5 milar (Rp8.671 triliun) alias 29,8 kali ekuitas. Dunia asuransi memiliki batas modal minimum berbasis risiko (MMBR) atau risk based capital (RBC) sesuai regulasi di negara dimana perusahaan berada. Kewajiban MMBR Jiwasraya sesuai regulasi adalah 3,6 triliun.
Modal berbasis risiko Jiwasraya adalah 132% dibanding MMBR. Sesuai ketentuan di UK sebagai negara dimana Prudential berkedudukan, RBC Prudential berada pada angka 178% dari angka minimum yang diwajibkan regulator. Dari sini dapat dibaca bahwa kedua asuransi ini telah memenuhi dan cukup sehat dari kaca mata kewajiban penyediaan modal minimum sesuai risiko yang ditanggungnya.
Bagaimana sebuah asuransi bekerja bisa tercermin dari laporan laba ruginya.
Tahun 2017 Jiwasraya membukukan pendapatan total sebesar Rp25,1 triliun yang terdiri dari pendapatan premi Rp21,6 triliun dan pendapatan hasil investasi Rp3,4 triliun. Pendapatan itu kemudian digunakan untuk membayar beban-bebannya. Beban klaim dan manfaat yang menjadi hak nasabah adalah Rp23 triliun. Ditambah beban komisi (akuisisi nasabah) dan beban operasional (gaji pegawai dll.) total Rp24,7 triliun sehingga menghasilkan laba bersih tahun berjalan Rp 0,3 triliun.
Pendapatan Prudential GPB 86,5 miliar (Rp1.569 triliun) yang terdiri dari pendapatan premi GBP 41,9 miliar (Rp760 triliun) dan pendapatan hasil investasi GBP 42,2 miliar (Rp766 tirliun) dan pendapatan lain-lain GBP 2,4 miliar (Rp44 triliun). Pendapatan itu digunakan untuk klaim dan manfaat nasabah sebesar GBP 72,5 miliar (Rp1.315 triliun), biaya pemasaran dan sebagainya sehingga total menghasilkan laba GBP 2,4 miliar (Rp43 triliun)
Melihat profil laba rugi kakak-adik ini, profilnya kurang lebih sama. Laba Jiwasraya adalah 1,2% pendapatan. Laba Prudential adalah 2,7% pendapaan. Memang ada selisih. Tetapi proporsi laba terhadap pendapatan memang sesuatu yang sangat bervariasi dan fluktuatif. Perbedaan Jiwasraya dan Prudential dalam hal ini masih masuk akal
Secara arus kinerja Prudential adalah sebagai berikut. Arus kas dari operasional adalah GBP 1,6 miliar (Rp29 triliun). Kas untuk investasi adalah 0,8 miliar (Rp15 triliun). Kas untuk pendanaan adalah GBP 1,7 miliar (Rp31 triliun) yang mana GBP 1,3 (Rp 24 triliun) digunakan untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham.