Milad Muhammadiyah ke-107. Saatnya merenungkan makna berkemajuan bagi sebuah perusahaan. Tentu saja merupakan terjemahan lebih teknis dari konsep Islam berkemajuan. Mari kita gali lebih dalam.
Tentang Islam yang berkemajuan kita bisa belajar dari Masjid Gedhe Kesultanan Yogyakarta. Kiblat masjid ini semula lurus menghadap ke barat. Bangunanya memang juga persis menghadapkan kiblat ke arah barat. Tapi demi membaca ilmu astronomi bahwa kiblat yang benar adalah bergeser ke arah utara hampir 30 derajad dari arah barat maka arah kiblat pun digeser. Tidak perlu membongkar masjid. Cukup arah sajadah dan garis shaff saja yang digeser. Itulah gambaran berkemajuan. Membaca dan praktekkan.
Mengapa perlu terjemahan Islam berkemajuan di dunia perusahaan alias korporasi? Tidak lain adalah bahwa peran perusahaan dalam seabad terakhir ini sangat dominan bagi umat manusia. Mulai bangun pagi sampai bangun pagi hari berikutnya manusia tidak luput dari peran perusahaan. Bangun tidur ke kamar mandi menggunakan air produk perusahaan. Airnya dialirkan melalui kran hasil perusahaan. Tekaanan airnya diperoleh dari pompa produk perusahaan. Agar nyaman kamar mandi diterangi degnan bola lampu listrik produk perusahaan. Tegangan listriknya juga produk perusahaan. Keluar kamar mandi berpakaian produk perusahaan. Pergi ke masjid naik kendaraan produk perusahaan. Di masjid muadzin mengumandangkan adzan menggunakan pengeras suara produk perusahaan. Masjid dibangun dengan semen dan besi baja produk perusahaan. Dicat dengan produk perusahaan. Dan seterusnya sampai keesokan hari semua menggunakan pruduk perusahaan.
Begitu pentingnya peran perusahaan bagi masyarakat. Maka, menggali apa makna berkemajuan dalam konteks perusahaan menjadi menarik. Sebagai warga persyarikatan yang dalam pekerjaan sehari-hari berinteraksi dengan berbagaai perusahaan, saya menyimpulkan paling tidak ada dua karakter perusahaan berkemajuaan. Terinspirasi dari perubahan arah kiblat masjid Kesultanan Jogjakarta. Pertama, adalah Iqro’. Perusaahaan berkemajuan berkarakter seperti ayat yang pertama turun ini. Karakter pembaca. Karakter ilmiah. Segala tindakan dan keputusannya didasarkan pada data. Pada ilmu.
Membaca sejarah perusahaan-perusahaan adalah iqro’. Persis seperti karakter para negarawan yanga juga sangat paham tentang sejarah negara-negara. Sejarah perusahaan terutama dibutuhkan untuk referensi dalam membangun visi, menguatkan misi dan merancang strategi.
Karakter kedua adalah eksekutor yang baik. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW. Apa yang beliau pikirkan dan ajarkan tidak berhenti di wacana. Tetapi dieksekusi dengan segala kesulitan dan pengorbanannya. Dengan segalala risikonya. Hasilnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas. Oleh dunia. Hingga kita yang jauh dari tanah kelahiran beliau pun bisa menikmati hasil jerih payahnya.
Perusahaan yang terus membaca sejarah akan faham bagaimana misalnya Toyota digagas, dieksekusi dan dikembangkan. Tumbuh menjadi perusahan otomotif yang produknya dinikmati masyarakat luas di seluruh dunia. Hingga menjadi perusahaan yang hari ini bernilai JPY 25,09 triliun alias IDR 3 257 triliun.
Dengan iqro’, perusahaan berkemajuan tahu bahwa omzet IDR 3 827 triliun Toyota adalah hasil ekonomi “berjamaah”. Sejak pendirian, Toyota sudah membuka diri untuk masuknya investor melalui penerbitaan saham baru. Aset senilai Rp 6 549 triliun itu tidak hanya dimiliki oleh keluarga ahli waris. Tetapi dimiliki oleh 623 599 pemegang saham besar dan kecil. Rata-rata memiliki saham senilai Rp 6 miliar. Yang paling besar adalah Japan Trustee Service Bank. Bank yang memiliki anak perusahaan di Indonesia melalui akuisisi Bank Mutiara itu memiliki 11,5% alias senilai IDR 375 triliun. Dengan demikian pastilah ada pemegang saham lain yang nilanya hanya IDR 1 miliar atau bahkan kurang.
Japan Trustee Service Bank sendiri bukan milik seorang dua orang. Tapi juga ratusan ribu orang. Artinya, jika diuraikan satu demi satu, perusahaan otomotif terbesar dunia itu sebenarnyaa adalah hasil penggabungan kekuatan ekonomi jutaan orang.
$$$
Membaca dan mengamalkannya. Itulah bahasa sederhana dari dua karakter perusahaan berkemajuan. Sederhana tetapi jika dimiliki akan membuat perusahaan tumbuh membesar memberi manfaat kepada umat manusia seluruh dunia.
Tidak harus menjadi yang pertama untuk menguasai dunia. General Motor yang saat Toyota didirikan sudah mengauasai pasar otomotif Jepang terkalahkan. Perushaaan asal USA itu kini berada pada posisi ke-4 perusahaan otomomotif terbesar dunia. Kalah jauh dibanding Toyota yang kini jadi nomor 1. Demikian juga perusahaaan berkemajuan. Membaca dan mengamalkan akan membuatnya tumbuh pesat mengalahkan para pendahulunya. Seperti Toyota. Selamat milad ke-107 untuk Muhammadiyah tercinta.