Kota Rangkasbitung, sebuah kota kecil yang cukup familiar bagi para peneliti sejarah. Identik dengan tokoh Belanda yang sangat peduli dengan kondisi bangsa ini yaitu Dr Douwess Dekker atau lebih dikenal dengan Multatuli.
Rangkasbitung merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Lebak, yang merupakan wilayah Kecamatan Rangkasbitung. Dengan tata kota yang rapi dan mirip dengan berbagai kota tua di negeri ini.
Sungai Ciujung yang membelah kota kecil ini dan memiliki 3 (tiga) jembatan merupakan salah satu ciri kota-kota maju di jaman dulu kala.
Kita masih dapat menemukan beberapa bangunan bersejarah di kota kecil ini, seperti bekas pabrik minyak goreng atau Rumah Multatuli di kawasan Rumah Sakit Umum Daerah Adji Darmo.
Ciri khas pembagian kota yang terkelompok dengan rapi seperti adanya Komplek Pendidikan (KOMDIK) dan tata letak alun-alun Rangkasbitung yang di sebelah baratnya terdapat Masjid Agung Al A’raf, sebelah selatan Kantor Sekretariat Daerah, sebelah timur Museum Multatuli dan sebelah selatan jalan dengan formasi “Tusuk Sate” yang menghubungkan Pasar Tradisional Rangkasbitung dengan Pusat Pemerintahan.
Festival Seni Multatuli (FSM) yang menjadi agenda tahunan Kabupaten Lebak, merupakan acara rutin yang mengupas sejarah kota Rangkasbitung dan Multatuli. Pentas seni tradisional juga menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun domestik untuk datang menyaksikan pagelaran seni dan budaya.
Kehadiran Museum Multatuli seakan menjadi Rumah Sejarah bagi warga Lebak pada khususnya dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya untuk belajar memahami perjalanan sejarah panjang bangsa ini.
Wisata di sekitar kota Rangkasbitung begitu melimpah baik wisata alam maupun rohani. Ada makam para ulama di sekitar kota Rangkasbitung seperti Syekh Mansur dan kehadiran Gua Maria di Kompleks Sekolah Perawat di Rangkasbitung.
Toleransi yang tinggi dalam menganut agama dengan keberagaman agama sangat terjaga, sehingga menambah kenyamanan para wisatawan dalam berwisata atau beribadah dan berinteraksi dengan warga kota ini.
Tidak lengkap rasanya jika ke Rangkasbitung tidak melihat suasana Kampung Badui yang terkenal dengan kebersahajaannya. Bahkan saat ini cukup banyak agen travel dan wisata yang menyediakan paket wisata ke Badui. Wisata pemandian air panas di Cipanas, Lebak atau di Cisolong, Pandeglang juga akan memberikan terapi kesehatan tersendiri bagi para pengunjungnya.
Akomodasi dengan hotel-hotel dengan harga yang sangat kompetitif tentunya akan menunjang perjalanan wisata para wisatawan. Bahkan kuliner tradisional sampai modern dapat kita jumpai di kota ini.
Untuk menuju Kota Rangkasbitung dengan kendaraan umum dapat menggunakan KRL atau Bus Umum. Dengan akses kereta api setiap 30-45 menit kedatangan kereta api dan beberapa armada bus seperti Primajasa, Sinar Jaya, Bulan Jaya dan Putra KJU tentunya akan memudahkan wisatawan untuk sampai di Kota Rangkasbitung.
Sarana transportasi dalam kota juga tersedia dengan baik, apalagi transportasi online seperti Go-Jek sudah masuk di kota ini.