Kanal

Pro-Kontra

Populer

Kirim Tulisan

Pandemi Jual Beli

KATARSIS.ID – Pandemi corona menyebabkan stabilitas ekonomi bergejolak hampir di semua negara. Ribuan orang mengalami pemecatan masal akibat distribusi ekonomi macet total. Barang-barang naik tingkat akibat kelangkaan. Sedangkan pendapatan dari setiap orang mengalami pengurangan. Akibatnya banyak yang mencari tambahan modal dari transaksi jual beli. Kini, hampir seluruh timeline media sosial dipenuhi dengan promosi barang.

Tidak bisa dipungkiri, faktor lapangan pekerjaan di Indonesia masih menjadi masalah rumit. Masih terjadi tumpang tindih antara rakyat dan peraturan pemerintah sebagai penjamin hak hidup setiap warga. Terakhir kali, jaminan luasnya lapangan kerja diwujudkan melalui kartu prakerja yang melatih keterampilan pekerja. Namun, program tersebut masih terlalu dini dan menyebabkan banyak kontroversi.

Kepastian lapangan kerja yang tidak menentu, membuat rakyat berpikir konservatif. Mereka mengambil peluang sekecil apapun untuk dijadikan bahan menambah kebutuhan. Rakyat berusaha menerka keadaan dengan meraba ke arah sosial media. Mempelajari alogaritma masyarakat dalam menggunakan sosial media. Hingga akhirnya memunculkan sebuah ide untuk menawarkan barang dalam bentuk gambar.

Dengan memanfaatkan jaringan, mereka bisa leluasa mengolah promosi dari produk yang ditawarkan. Tidak terbatasi oleh tempat dan waktu pelaksanaan dalam berdagang. Sehingga efisiensi waktu bisa tercapai dengan mudah. Dan jaminan kecepatan distribusi barang menjadi masalah yang bisa dikesampingkan. Dengan manfaat inilah, sosial media dilihat sebagai jalan keluar untuk menambah pundi-pundi keuangan dalam masa pandemi corona.


Menurut survei Sea Insight, sebanyak 54% responden pengusaha UMKM mengaku meningkatkan penjualan melalui media sosial. Hal ini dilakukan sebagai langkah adaptasi di era new normal. Mereka beranggapan bahwa sosial media bisa digunakan sebagai lapak dengan jaringan luas. Apalagi sejak diberlakukannya pembatasan aktifitas di luar, jelas akan menambah aktifitas mereka di sosial media. Maka mereka menarik strategi penjualan dari proses jual beli nyata menjadi maya. Melaksanakan promosi secara virtual, yang memungkinkan di lihat miliyaran orang di seluruh dunia.

Sebagai negara dengan populasi penduduk padat, Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu pasar dagang. Gaya hidup rakyatnya menjadi acuan produsen dalam mengelola barang. Sehingga setiap pergerakan inovasi yang dilakukan oleh masyarakat, juga ikut berpengaruh pada proses perdagangan. Bukti nyata yang terjadi adalah pergeseran arah hidup yang mengarah pada sistem digitalisasi. Sehingga pergolakan sistem perdagangan juga berpindah ke arah dunia maya.

Pada akhirnya, muncul berbagai macam platform perdagangan hingga pembayaran secara digital. Pemindahan uang sudah dilakukan secara tak kasat mata. Hanya melalui ponsel, uang dalam bentuk digital sudah bisa diedarkan. Dengan begini, proses perdagangan akan semakin mudah dilakukan. Dan bagi perusahaan kecil, pemanfaatan sosial media dapat memberikan fleksibelitas produksi, pengiriman dan penerimaan barang secara cepat, serta mendukung proses transaksi secara akurat.

Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulisnya. Tak sependapat dengan tulisan ini? Silahkan tulis pendapat kamu di sini

Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulisnya. Redaksi Katarsis.id tidak memiliki tanggungjawab apapun atas hal-hal yang dapat ditimbulkan tulisan tersebut, namun setiap orang bisa membuat aduan ke redaksi@katarsis.id yang akan ditindaklanjuti sebaik mungkin.

Ingin Jadi Penulis, silahkan bergabung di sini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Muhammad Nur Faizi
Muhammad Nur Faizi
Penulis adalah mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dan menjadi reporter di LPM Metamorfosa.

Artikel Terkait