Kanal

Pro-Kontra

Populer

Kirim Tulisan

Sejarah dan Masa Depan

Segera perlu dicermati bahwa Ki Hadjar telah mewasiyatkan bahwa, tugas pokok pendidikan adalah membangun jiwa merdeka atau jiwa bertauhid yaitu jiwa yang tidak sudi menghamba kecuali kepada Allah al Khaaliq pencipta alam semesta. Dalam praktek pendidikan, membangun jiwa merdeka ini dilakukan dengan menguatkan Aku setiap peserta didik.

Pendidikan sebagai proses adalah menumbuhkembangkan Aku yang jujur, amanah, kreatif dan peduli melalui perluasan kesempatan praktek, berbicara, membaca dan menulis. Hanya dengan Aku yang bertumbuh sehat inilah pendidikan akan menghasilkan pribadi cerdas yang sanggup mengambil keputusan sebagai wujud kemampuannya memikul tanggungjawab.

Kemerdekaan adalah kesempatan emas untuk mengambil tanggungjawab. Sedangkan robot hanya bekerja berdasarkan perintah, tidak pernah merdeka, sehingga tidak bisa bertanggungjawab.

Setiap bangsa senantiasa dalam proses menjadi in statu nascendi, tidak pernah berhenti menjadi fakta in actu. Sejarah adalah pemaknaan atas rekaman rangkaian peristiwa sampai detik terakhir sebelum sekarang bagaimana Aku mengambil keputusan dalam merespons berbagai tantangan yang dihadapi dalam ruang dan waktu.


Belajar adalah sebuah proses Aku memaknai pengalaman. Tanpa pengalaman, belajar tidak mungkin terjadi. Sementara itu pengalaman tidak bisa didefinisikan tanpa ruang dan waktu. Siapa Aku akan ditentukan oleh rangkaian peristiwa pengambilan keputusan Aku dalam ruang dan waktu itu. Jika sejarahku adalah kompleks pengalamanku, maka Indonesia adalah sebuah proses belajar sebagai upaya memaknai kompleks pengalaman kolektif di ruang Nusantara.

Sejarah bangsa sebagai Aku kolektif membentuk jati diri bangsa itu. Bagi sebuah bangsa, mengabaikan sejarahnya sendiri dengan demikian menghancurkan kapasitasnya untuk belajar untuk menyongsong masa depan. Bangsa yang tidak memiliki sejarah tidak mungkin memiliki masa depan. Pada saat banyak sekolah terpaksa menjadi gudang dan guru menjadi satpam selama pandemi ini, mengabaikan sejarah akan menjadikan sekolah museum dan guru dinosaurus.

Rosyid College of Arts,
Gunung Anyar, 24/9/2020

Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulisnya. Tak sependapat dengan tulisan ini? Silahkan tulis pendapat kamu di sini

Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulisnya. Redaksi Katarsis.id tidak memiliki tanggungjawab apapun atas hal-hal yang dapat ditimbulkan tulisan tersebut, namun setiap orang bisa membuat aduan ke redaksi@katarsis.id yang akan ditindaklanjuti sebaik mungkin.

Ingin Jadi Penulis, silahkan bergabung di sini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Prof. Daniel M. Rosyid
Prof. Daniel M. Rosyid
Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Artikel Terkait