Kanal

Pro-Kontra

Populer

Kirim Tulisan

Caping

Empat tahun berikutnya gelombang reformasi menggulung dan menggulingkan Soeharto, dan Tempo serta Caping hidup kembali sampai sekarang tetap bertahan.

Caping yang lain ada di Malang. Ia Caping yang beda versi dengan Caping GM, tapi yang dilakukan Caping Malang sama dengan Caping GM.

Caping, Safril Marfadi, alias Comrader Laksamana Caping. Ia bukan GM. Mungkin juga kelasnya tidak selevel GM. Tapi, soal konsistensi terhadap idealisme Caping sama dengan Caping GM.

Gagasan-gagasan perjuangan dua Caping itu sama. Kekuasaan tidak boleh dibiarkan angkuh dan takabur, sehingga lupa bagaimana cara yang baik untuk mendengarkan kritik.


Caping lucu khas Kera Ngalam, humoris, egaliter, ceplas-ceplos. Caping tidak pernah bisa membiarkan ketidakadilan dan kedunguan di sekitarnya. Caping akan menyentil dan mengingatkan.

Pengamat politik Prof Kiki Hermawan Sulistyo, di sebuah acara televisi nasional menyebutkan empat jenis kuping penguasa. Ada penguasa berkuping tipis, dia tidak tahan kritik, otoriter, main kuasa, main tangkap.

Ada penguasa berkuping tebal, apapun kritik yang datang, dari mana pun kritik datang, dan dari siapapun suara sumbang itu datang, kupingnya tetap tebal seperti gajah.

Tipe ketiga adalah penguasa kuping buntu. Dia tidak mau peduli dengan masukan dari siapa pun. Dia merasa paling pintar dan merasa tidak perlu mendengar dari siapapun. Apa yang dianggapnya benar itulah yang dijalankan, peduli setan.

Model keempat adalah penguasa yang tidak punya kuping. Ini yang susah, karena pancainderanya tidak lengkap. Kalau sudah budeg begini seharusnya dia tidak layak memerintah. Tapi, dalam praktiknya banyak orang-orang tanpa kuping yang berkuasa.

Dalam tradisi demokrasi kekuasaan itu bukan sesuatu yang sakral dan tidak boleh disentuh. Kekuasaan itu nisbi, sementara, tidak langgeng, dan boleh-boleh saja sesekali ditertawakan.

Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulisnya. Tak sependapat dengan tulisan ini? Silahkan tulis pendapat kamu di sini

Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulisnya. Redaksi Katarsis.id tidak memiliki tanggungjawab apapun atas hal-hal yang dapat ditimbulkan tulisan tersebut, namun setiap orang bisa membuat aduan ke redaksi@katarsis.id yang akan ditindaklanjuti sebaik mungkin.

Ingin Jadi Penulis, silahkan bergabung di sini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Dhimam Abror
Dhimam Abror
Jurnalis

Artikel Terkait