Politik dinasti banyak juga terjadi di Amerika. Keluarga Kennedy adalah contohnya. Juga ada kelurga Bush, George Herbert dan George Walker, bapak dan anak menjadi presiden, dan Jebb Bush menjadi gubernur.
Di Indonesia politik dinasti jadi sorotan karena dianggap nepotis dan aji mumpung. Selain anak dan menantu Jokowi, ada putri kandung Wapres Ma’ruf Amin, keponakan Prabowo Subianto, anak kandung Pramono Anung, dan beberapa lainnya.
Sorotan jadi lebih tajam karena muncul desakan agar pilkada serentak ditunda karena penularan Covid 19 yang belum terkendali.
Di Amerika penyebaran pandemi juga belum terkendali. Pilpres November mendatang dilakukan dengan menggunakan pos. Pemilih tidak perlu datang ke TPS, kartu suara dikirim ke rumah dan setelah dicoblos dikirim kembali melalui pos.
Prosedur ini lebih aman secara protokol kesehatan. Tapi, Trump sebagai petahana malah mengkhawatirkan terjadinya “fraud“, kecurangan oleh Komisi Pemilihan, dan karena itu sejak awal Trump minta pemilu ditunda.
Di Indonesia yang terjadi sebaliknya. Pemerintah bersikeras pilkada serentak 9 Desember jalan terus tanpa ada perubahan mekanisme pemilihah.
Memang ada imbauan penerapan protokol kesehatan yang ketat, tapi dalam praktik banyak diabaikan. Kerumunan kampanye dan arak-arakan masih banyak terjadi.
Pemilih masih tetap harus datang ke TPS, menerima kertas suara dari petugas, mencoblos dengan alat coblos yang dipakai orang lain, dan jari tangan tetap masih harus diberi tinta penanda setelah pencoblosan.
Banyak yang ngeri akan muncul klaster penularan baru. Muhammadiyah dan NU tegas minta penundaan. Jusuf Kalla, ketua PMI (Palang Merah Indonesia) dan mantan wakil presiden, juga minta penundaan.