WARGASERUJI – Karena membantu polisi menemukan anak yang diculik, Aplikasi FaceApp jadi pahlawan. Seperti yang diberitakan Daily Mirror, Jumat(19/7), Yu Weifang yang berusia 21 tahun kembali bertemu dengan orang tua kandungnya setelah 18 tahun lamanya berpisah.
Polisi di daerah Cina Timur berhasil berhasil melacaknya dengan menggunakan aplikasi penuaan wajah FaceApp. Polisi menggunakan fotonya yang masih kecil untuk memprediksi seperti apa wajah anak tersebut ketika dewasa. Kemudian mencocokannya dengan database ribuan orang.
Walau mereka saling bertemu, polisi masih menyelidiki kasus penculikan tersebut, dan belum menemukan pelakunya.
Ancaman
FaceApp juga dikritisi terkait keamaan data pengguna. Untuk bisa menjalankan aplikasi, pengguna harus terhubung dengan internet. Data foto harus diunggah ke server FaceApp tersebut agar bisa diproses.
Bila data tersebut disalahgunakan, bisa merugikan pengguna. Namun, pihak FaceApp membantah dan menjelaskan bahwa server mereka di data center milik Amazon, serta tidak akan memanfaatkan foto pengguna. Bahkan, mereka mengklaim secara periodik menghapus foto-foto di server.
Tanpa disadari, sebenarnya aplikasi yang meminta data pengguna tidak hanya FaceApp. Semua media sosial, bahkan situs-situs lainnya, juga meminta data pengguna. Contoh kasus paling viral, tentang skandal Facebook yang membocorkan data penggunanya.
Ada ancaman lain yang bisa muncul. Namun, datangnya dari pengguna FaceApp. Kemampuan mengubah gambar wajah menjadi tua atau anak-anak bisa disalahgunakan oleh pengguna yang usil atau bahkan yang beniat jahat.
Misal, untuk mengelabui seseorang maka foto yang ditampilkan menjadi lebih tua atau bahkan lebih muda. Dengan cara itu, bisa memperlancar aksi penipuannya.
Akhirnya, saran untuk pengguna, berhati-hatilah dalam menggunakan teknologi. Pahami segala risikonya. Termasuk, risiko tidak langsung dari orang yang menggunakannya.