WARGASERUJI – Para peneliti Australia memberi andil menambah kecepatan pada teknologi transistor terbaru, menurut Natural News. Sebuah chip komputer celah udara hasil percobaan mereka yang berukuran nano, tidak menggunakan semikonduktor silikon sama sekali. Sebagai gantinya, diisi dengan celah udara terbuka.
Elektron yang melewati celah udara itu bergerak jauh lebih cepat daripada melalui silikon. Bahkan mendekati kecepatan di ruang hampa.
Kelebihan lainnya, chip model ini tidak menimbulkan panas seperti pada chip komputer silikon. Panas oleh arus listrik menyebar langsung ke udara dan tidak terakumulasi ke bahan chip.
Artinya, lebih sedikit membutuhkan alat pendingin. Chip transistor celah udara bisa beroperasi dengan cepat dan jangka waktu lama. Sedangkan bila menggunakan semikonduktor silikon, chip menjadi panas dan akhirnya melambat.
Chip nano yang baru dirancang oleh para peneliti RMIT University (RMIT). Mereka menerbitkan hasil uji coba mereka dalam jurnal sains Nano Letters.
Kekuatan pemrosesan chip komputer ditentukan oleh jumlah transistor yang dikandungnya. Jumlah ini meningkat dua kali lipat setiap dua tahun selama beberapa dekade terakhir, sebuah fenomena yang dijuluki Hukum Moore.
Namun, angka ini telah melambat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Transistor silikon generasi sekarang tidak lebih besar dari virus, dan para peneliti merasa lebih sulit untuk membuat bagian-bagian kecil untuk mereka.
Kelebihan Lain Chip Komputer Celah Udara
Peneliti RMIT Shruti Nirantar dan rekan timnya mempresentasikan penemuan mereka sebagai bukti celah udara sebagai transistor untuk arus listrik. Udara mengandung atom jauh lebih sedikit yang akan menghalangi elektron sehingga hambatan listriknya rendah. Sifatnya sebagai gas berarti panas akan menyebar dengan sangat mudah.
Menurut Nirantar, saluran udara menawarkan pendekatan yang berbeda untuk mengurangi ukuran transistor. Semikonduktor padat membutuhkan jumlah ruang yang ditentukan, tetapi saluran udara dapat diukur dalam nanometer.
“Kami mengatasi ini dengan menciptakan celah berskala nano antara dua titik logam,” kata pemimpin peneliti Nirantar Shararh Sriram.
“Celah hanya beberapa puluh nanometer, atau 50.000 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia,” lanjutnya.
Chip baru dirancang bisa memanfaatkan fasilitas dan teknologi produksi chip yang ada. Salah satu kegunaannya yang disarankan adalah membuat elektronik tahan radiasi untuk digunakan di pesawat ruang angkasa.