KATARSIS.ID – Penggemar wayang kulit dan dunia perdalangan kehilangan seorang dalang fenomenal Ki Seno Nugroho yang meninggal dunia (3/11) dalam usia 48 tahun.
Ki Seno Nugroho menjadi fenomena dalam dunia perdalangan nasional dengan inovasi Wayang Climen yang memadukan tradisionalisme perdalangan dengan kreativitas teknologi berbasis media sosial.
Pertunjukannya disaksikan puluhan ribu orang melalui media sosial dan akun Youtube dan menjadikan Ki Seno sebagai dalang digital terkemuka di Indonesia.
Ki Seno pergi meninggalkan legacy. Tradisi dakwah melalui perwayangan menjadi salah satu alternatif yang efektif untuk mewariskan nilai-nilai kebaikan vs kebatilan. Pertunjukan wayang memberikan gambaran mengenai perjuangan antara kebenaran dan kejahatan sepanjang zaman.
Dua kubu itu diwakili oleh Pandawa dan Kurawa. Pertarungan dua kubu itu akan terus terjadi dan akan berpuncak pada pertempuran besar Bharatayuda yang akan dimenangkan oleh kekuatan Pandawa yang mewakili kebenaran.
Perjuangan hak melawan batil menjadi perjuangan sepanjang hayat (perpetual campaign). Pandawa terus berjuang mengajak kebaikan dan menghadang kejahatan (amar makruf nahi munkar)
Dua kekuatan kebaikan dan kejahatan itu akan terus-menerus bertempur sampai datangnya Judgment Day, hari penentuan, dalam pertempuran Bharatayudha yang akan dimenangkan oleh Pandawa yang mewakili kubu kebaikan.
Dalam jejeran wayang, Pandawa selalu berada di sisi kanan yang mewakili kebenaran, dan Kurawa berada di sisi kiri yang merepresentasikan kebatilan.
Pandawa adalah minoritas lima bersaudara yang harus menghadapi koalisi besar Kurawa yang beranggotakan 100 orang. Kekuatan minoritas ini akhirnya memenangkan peperangan besar mengalahkan mayoritas yang angkara murka.
Sisi kanan Pandawa adalah the right side of history, sisi yang benar dalam sejarah. Dalam Bahasa Inggris “kanan” dan “benar” sama-sama disebut “right”. Karena itu “the right side of history” berarti sisi kanan dan sisi yang benar dalam sejarah.
Dalam menentukan pilihan perjuangan hidup seseorang harus memilih sisi yang benar, yaitu sisi kanan, sisi Pandawa.
Penulis Amerika Ben Saphiro dalam buku “The Right Side of History” (2020) memberikan gambaran mengenai bangsa yang terbelah (divided nation), satu berada pada sisi yang salah, satunya berada pada sisi yang benar. Dua kekuatan itu akan senantiasa terlibat dalam pertempuran memperebutkan pengaruh dunia.