Kanal

Pro-Kontra

Populer

Kirim Tulisan

Refleksi Milad: Muhammadiyah dan Tradisi Pandawa

Menurut Saphiro sebuah bangsa berada pada sisi yang benar jika bisa memadukan “kekuatan Athena” dengan kekuatan “Jerusalem”. Kekuatan Athena (Yunani) adalah kekuatan akal dan ilmu pengetahuan, sedangkan kekuatan Jerusalem adalah kekuatan iman.

Almarhum B.J Habibie pernah mengajukan konsep yang sama dengan menyebut istilah “Otak Jerman hati Mekah”. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman, iman dan takwa, imtak.

Pendidikan Muhammadiyah bertujuan membentuk manusia Indonesia yang seimbang dalam imtak. Manusia yang mempunyai otak ilmu pengetahuan sekelas “otak Jerman” Habibie, tapi tetap dibarengi hati penuh takwa yang selalu bertaut ke Mekah sebagai kiblat iman.

Ancaman terhadap imtak muncul dari pendidikan liberal yang mengagungkan individualisme dan sekularisme. Pendidikan liberal menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan tanpa harus dibarengi dengan agama.


Beberapa waktu belakangan ini muncul wacana agar pendidikan agama tidak dilakukan di sekolah tapi diserahkan kepada pribadi masing-masing. Wacana semacam ini akan menyeret manusia Indonesia ke sisi sejarah yang salah (the wrong side of history).

Kemajuan ilmu pengetahuan yang tidak dibarengi iman akan menjadikan manusia memainkan peran Tuhan (playing god). Kemajuan ilmu pengetahuan bisa memperpanjang umur manusia. Kemajuan ilmu genetika bisa menciptakan manusia yang lebih cerdas dan terhindar dari penyakit. Kemajuan ilmu pengetahuan bisa menciptakan manusia super ala Superman.

Ilmu pengetahuan sudah bisa menciptakan kloning domba dengan lahirnya domba Dolly pada 1997 yang lahir dari kloning sel domba dewasa. Percobaan ini bisa selangkah lebih maju dengan melakukan kloning terhadap manusia.

Jika atas nama liberal science kemudian ilmu pengetahuan boleh berkembang bebas sehingga manusia pun bisa dilahirkan tanpa proses pembuahan dan persalinan maka kemanusiaan akan terancam.

Dakwah bidang sosial Muhammadiyah terutama yang berfokus pada pelayanan kesehatan dan dunia kedokteran juga menghadapi tantangan global yang sama. Kemajuan iptek di bidang kedokteran dengan ditemukannya teknologi stemsel dan neurosains akan membawa kemajuan yang luar biasa bagi kesejahteraan manusia.

Stemsel akan menghasilkan manusia yang tak akan cepat aus oleh penyakit apapun. Dalam kacamata sains kematian bukan karena takdir, tapi karena kegagalan fungsi-fungsi organ tubuh menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

Kalau organ-organ itu bisa tetap berjalan normal kematian akan bisa dihindarkan. Teknologi stemsel membawa kemungkinan luas untuk bisa memperpanjang usia manusia, 100 tahun, 150 tahun.

Kemajuan neurosains akan bisa menciptakan manusia super genius mengalahkan Habibie maupun Einstein. Dunia bisa didesain untuk diisi hanya oleh manusia-manusia super berumur panjang dengan IQ 200.

Orang-orang super kaya yang bisa membayar teknologi akan bisa menciptakan manusia-manusia super human dan mengeliminasi manusia-manusia medioker yang miskin dan tidak mampu.

Pekerjaan-pekerjaan kasar akan diambil alih oleh mesin robotik. Dunia akan diisi oleh sedikit manusia superhuman. Proses eliminasi berjalan dengan sendirinya sesuai dengan prinsip Darwin, “Survival of the fittest by way of natural selection“, hanya yang kuat yang bisa bertahan melalui seleksi alam.

Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulisnya. Tak sependapat dengan tulisan ini? Silahkan tulis pendapat kamu di sini

Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulisnya. Redaksi Katarsis.id tidak memiliki tanggungjawab apapun atas hal-hal yang dapat ditimbulkan tulisan tersebut, namun setiap orang bisa membuat aduan ke redaksi@katarsis.id yang akan ditindaklanjuti sebaik mungkin.

Ingin Jadi Penulis, silahkan bergabung di sini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Dhimam Abror
Dhimam Abror
Jurnalis

Artikel Terkait